Merancang Sistem Keamanan
Jaringan yang Tangguh
Posted by cyberkomputer on November 14, 2012
Suatu organisasi
dapat mempunyai dua atau lebih dari satu situs atau dimana tiap situs mempunyai
jaringan sendiri. Bila organisasi besar, maka sangat dimungkinkan situs-situs
tersebut mempunyai administrasi jaringan yang dibedakan menurut tujuan tertentu.
Bila situs-situs
ini tidak terhubung melalui internet, tiap situs mungkin memiliki kebijakan
keamanan sendiri. Bagaimanapun, bila situs-situs tersebut terhubung melalui
internet, maka kebijakan keamanan harus mencakup tujuan dari semua situs yang
saling terhubung.
Pada umumnya suatu
situs adalah bagian dari organisasi yang mempunyai beberapa komputer dan sumber
daya yang terhubung ke dalam suatu jaringan. Sumber daya tersebut misalnya ;
- Workstation dan Laptop
- Komputer sebagai host atau server
- Interkoneksi: gateway, router, bridge, repeater
- Perangkat lunak aplikasi dan jaringan (NOS)
- Kabel-kabel jaringan
- Informasi di dalam file dan database
Kebijakan keamanan
situs harus memperhatikan pula keamanan terhadap sumber daya tersebut. Karena
situs terhubung ke jaringan lain, maka kebijakan keamanan harus memperhatikan
kebutuhan dari semua jaringan yang saling terhubung. Hal ini penting untuk
diperhatikan karena kemungkinan kebijakan keamanan situs dapat melindungi situs
tersebut, namun berbahaya bagi sumber daya jaringan yang lain.
Suatu contoh dari
hal ini adalah penggunaan alamat IP di belakang firewall, dimana alamat IP
tersebut sudah digunakan oleh orang lain. Pada kasus ini, penyusupan dapat
dilakukan terhadap jaringan di belakang firewall dengan melakukan IP spoofing.
Sebagai catatan, RFC 1244 membahas keamanan keamanan situs secara detail.
Kebijakan
Keamanan Jaringan
Kebijakan keamanan
menyediakan kerangka-kerangka untuk membuat keputusan yang spesifik, misalnya
mekanisme apa yang akan digunakan untuk melindungi jaringan dan bagaimana
mengkonfigurasi servis-servis. Kebijakan keamanan juga merupakan dasar untuk
mengembangkan petunjuk pemrograman yang aman untuk diikuti user maupun bagi
administrator sistem. Karena kebjikan keamanan tersebut mencakup bahasan yang
sangat luas, maka pada saat ini hanya akan dibahas inti permasalahan saja dan
tidak akan membahas hal-hal yang bersifat spesifik dari segi teknologi. Sebuah
kebijakan keamanan mencakup hal-hal berikut ini:
- Deskripsi secara detail tentang lingkungan teknis dari situs, hukum yang berlaku, otoritas dari kebijakan tersebut dan filosofi dasar untuk digunakan pada saat menginterpretasikan kebijakan tersebut.
- Analisa risiko yang mengidentifikasi aset-aset situs, ancaman yang dihadapi oleh aset-aset tersebut dan biaya yang harus dikeluarkan untuk kerusakan/kehilangan aset-aset tersebut.
- Petunjuk bagi administrator sistem untuk mengelola sistem
- Definisi bagi user tentang hal-hal yang boleh dilakukan
- Petunjuk untuk kompromi terhadap media dan penerapan hukum yang ada, serta memutuskan apakah akan melacak penyusup atau akan mematikan sistem dan kemudian memulihkannya lagi.
Faktor
yang berpengaruh terhadap keberhasilan kebijakan keamanan antara lain adalah:
- Komitmen dari pengelola jaringan
- Dukungan teknologi untuk menerapkan kebijakan keamanan tersebut
- Keefektifan penyebaran kebijakan tersebut
- Kesadaran semua user jaringan terhadap keamanan jaringan
Pihak pengelola
jaringan komputer mengatur tanggung jawab terhadap keamanan jaringan,
menyediakan training untuk personel-personel yang bertugas di bidang keamanan
jaringan dan mengalokasikan dana untuk keamanan jaringan. Yang termasuk
pilihan-pilihan teknis yang dapat digunakan untuk mendukung keamanan jaringan
komputer antara lain:
- Authentikasi terhadap sistem
- Audit sistem untuk akuntabilitas dan rekonstruksi
- Enkripsi terhadap sistem untuk penyimpanan dan pengiriman data penting
- Tool-tool jaringan, misalnya firewall dan proxy
Hal-hal
Praktis Pendukung
Di bawah ini
adalah hal-hal praktis yang perlu dilakukan untuk mendukung keamanan jaringan
komputer, antara lain:
- Memastikan semua account mempunyai password yang sulit untuk ditebak. Akan lebih baik bila menggunakan OTP (One Time Password)
- Menggunakan tool, misalnya MD5 checksums, sebuah teknik kriptografi untuk memastikan integritas perangkat lunak sistem
- Menggunakan teknik pemrograman yang aman pada saat membuat perangkat lunak
- Selalu bersikap waspada terhadap penggunaan dan konfigurasi jaringan komputer
- Memeriksa secara rutin apakah vendor memiliki perbaikan-perbaikan terhadap lubang keamanan yang terbaru dan selalu menjaga sistem selalu mengalami upgrading terhadap keamanan
- Memeriksa secara rutin dokumen-dokumen dan artikel on-line tentang bahaya keamanan dan teknik mengatasiny. Dokumen dan artikel seperti ini dapat ditemukan pada situs-situs milik incident response teams, misalnya CERT (Computer Emergency Response Team – http://www.cert.org dan Computer Security Incident Response Team – http://www.CSIRT.org)
- Mengaudit sistem dan jaringan dan secara rutin memeriksa daftar log. Beberapa situs yang mengalami insiden keamanan melaporkan bahwa audit yang dikumpulkan minim sehingga sulit untuk mendeteksi dan melacak penyusupan
*)
Penulis adalah IGN Mantra, Analis Senior Keamanan Jaringan dan Pemantau Trafik
Internet ID-SIRTII, sekaligus Dosen Keamanan Jaringan dan Cybercrime, dapat
dihubungi di email: mantra@idsirtii.or.id.
ArtikelTerkait
Filed in: Jaringan Komputer Tags: Dosen Keamanan
Jaringan, email, IP, jaringan komputer
kita juga punya nih artikel mengenai 'Keamanan System', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1776/1/Artikel_92205016.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat